berikut yang bukan ciri tulisan nonfiksi adalah

TulisanBermanfaat 1. Tes Masuk Perguruan Tinggi Swasta 12 July 2022. Wallpaper Hitam Kata Kata 12 July 2022; Surat Lamaran Pekerjaan Di Rumah Sakit 12 July 2022; Translate See You Again 12 July 2022; Syarat Membuat Surat Pengantar Nikah Di Kelurahan 12 July 2022; Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia Untukmenjawab soal tersebut, kita perlu memahami ciri-ciri buku fiksi maupun nonfiksi. Seluruhperistiwa, karakter, informasi, maupun objek di dalam teks fiksi betul-betul nyata. Ciri-ciri teks nonfiksi adalah: Menggunakan bahasa formal. Menggunakan kata baku. Menggunakan bahasa denotatif. Isinya berkaitan dengan fakta. Bersifat ilmiah. Diambil dari informasi yang sudah ada maupun penemuan. Jawaban B. Bab1 . Saya ini tengkulak kopi yang tinggal di Lauriergracht no 37. Sebetulnya bukan kebiasaan saya menulis cerita dan sebangsanya, dan lama juga menimbang-nimbang sampai akhirnya memutuskan memesan beberapa riem kertas, dan mulai menulis buku. yang baru saja Anda pegang, pembaca budiman, yang harus dibaca kalau Anda bekerja sebagai tengkulak kopi atau juga atau lainnya. Pertanyaan Berikut yang bukan ciri tulisan nonfiksi adalah . a. berbentuk tulisan ilmiah b. berusaha mencapai tahap objektivitas yang tinggi c. berusaha menarik d. bahasa bersifat konotatif e. menggugah nalar Forster Co Ax Single Stage Press Reviews. Jenis tulisan dapat dibedakan menjadi tulisan berbentuk fiksi dan nonfiksi. Fiksi adalah cerita rekaan, sedangkan nonfiksi merupakan tulisan yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan. Tokoh, peristiwa, dan latar tempat dalam tulisan nonfiksi bersifat faktual. Nonfiksi adalah karya tulis yang sifatnya berdasarkan fakta dan kenyataan serta ada kebenaran di dalamnya yang ditulis berdasarkan kajian keilmuan dan atau pengalaman serta bersifat informatif. Menurut Trim 2014, teks nonfiksi adalah tulisan berbasis data dan fakta sebenarnya disajikan dengan gaya bahasa formal atau nonformal berupa argumentasi, eksposisi, atau deskripsi. Henry Guntur Tarigan 1991 menjelaskan, teks nonfiksi tidak hanya bersifat realitas tetapi juga bersifat aktualitas. Apa yang dituangkan dalam teks nonfiksi memberikan informasi tentang fenomena-fenomena aktual yang terjadi dan dapat dibuktikan sumber kebenarannya secara empirik. Ciri-Ciri Teks Nonfiksi Ciri-ciri teks nonfiksi antara lain Berisi penjelasan tentang suatu hal atau objek tertentu yang faktual. Mencapai objektivitas yang tinggi dan berusaha menarik serta menggugah nalar pikiran pembaca. Bahasa bersifat denotatif dan menunjuk pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda. Penjelasan berupa fakta atau gagasan. Dapat dilengkapi gambar, seperti grafik, tabel, atau diagram. Jenis Teks Nonfiksi Teks nonfiksi adalah teks yang berisi fakta atau hal-hal yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Teks nonfiksi dapat ditemukan dalam artikel surat kabar atau majalah, misalnya jurnal tentang sejarah atau ilmiah, biografi, dan karya sastra. Teks nonfiksi ditulis berdasarkan kenyataan yang ada, tanpa mengada-ada, atau hal yang benar-benar terjadi dalam kehidupan. Jenis teks nonfiksi adalah biografi, kamus, esai, makalah, artikel, dan lain-lain. 1. Biografi Biografi adalah sebuah tulisan yang membahas mengenai kehidupan seseorang. Biografi dapat dibuat untuk orang yang sudah meninggal atau yang masih hidup, karena biografi meliput kisah tokoh dengan melibatkan narasumber lain. Dalam teks biografi, pembaca dapat menemukan beberapa keunikan, keistimewaan, atau keteladanan pada diri tokoh. 2. Esai Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Esai ditulis dengan bahasa baku dan menggambarkan opini penulis tentang subjek tertentu yang coba dinilai oleh penulis. Menurut buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis Pembelajaran Aktif, kata “esai'' berasal dari bahasa Perancis “essay”, berarti mencoba atau berusaha. Esai adalah suatu upaya mengkomunikasikan informasi, opini, atau perasaan dan biasanya menyajikan argumen tentang suatu topik. McClain dan Roth 1999 menjelaskan, penulisan esai dapat dilakukan untuk mempelajari tiga hal penting, yaitu Bagaimana mengeksplorasi area kajian dan menyampaikan penilaian mengenai sebuah isu. Bagaimana merangkai argumen untuk mendukung penilaian tersebut berdasarkan pada nalar dan bukti, dan. Bagaimana menghasilkan esai yang menarik dan memiliki struktur koheren. 3. Makalah Makalah adalah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup pengetahuan. Makalah harus mengandung permasalahan yang membutuhkan suatu solusi penyelesaian. Tujuan penulisan makalah adalah untuk meyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis dengan penalaran logis dan sistematis. Makalah terdiri dari tiga bagian, yaitu pendahuluan, pembahasan, dan simpulan/penutup. 4. Artikel Artikel adalah sebuah tulisan prosa nonfiksi, berbentuk biasa, dan bagian bebas dari sebuah majalah, koran, dan lain-lain. Menurut Weiss, 2012 bahwa penulis artikel adalah mereka yang dapat menjawab pertanyaan pembaca, permintaan bahan, atau bahkan saran untuk pekerjaan lebih lanjut. Zainuddin 2004 85 menjelaskan, artikel adalah bentuk karangan bebas yang mengangkat berbagai macam tema terutama menyangkut masalah sosial dan kemanusiaan. Dalam konteks ilmiah, artikel adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku yang berisikan artikel. 5. Kamus Kamus adalah karya rujukan atau acuan dalam bentuk cetak maupun digital yang memuat kata dan ungkapan, dapat disusun menurut abjad atau tema, berisi keterangan tentang makna, pemakaian, atau terjemahan. Biasanya, kamus disusun menurut abjad. Menurut bahasa yang digunakan, kamus bisa dibedakan menjadi kamus ekabahasa, dwibahasa, dan nekabahasa. Manfaat kamus adalah untuk mendapatkan definisi, arti kata, pemakaian atau pelafalan kata, dan sebagainya. Struktur Teks Cerita Nonfiksi Bersumber dari buku Filosofi, Teori, dan Konsep Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar, terdapat tiga bagian dalam teks nonfiksi. Struktur teks nonfiksi terdiri dari Orientasi. Bagian ini mengenalkan sebuah pembahasan yang akan dikaji dalam sebuah cerita nonfiksi. Orientasi berisi tentang pengenalan tokoh yang terlibat dalam cerita dan awal dari sebuah cerita. Urutan peristiwa. Tujuannya menjelaskan tentang urutan peristiwa atau kejadian yang terjadi mulai dari awal hingga permasalahan berakhir. Reorientasi. Berisi tentang kesimpulan suatu cerita dan penutup cerita. Umumnya berisi amanat atau pesan moral yang dapat diambil. Cara Menulis Teks Nonfiksi Haryadi dan Zamzami dalam Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia 1996 membagi tahapan menulis teks nonfiksi sebagai berikut. Tahap pramenulis, pada tahap ini penulis menemukan ide gagasan yang akan dituangkan, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka dan mengumpulkan bahan-bahan. Tahap menulis, pada tahap ini penulis mulai menjabarkan ide kedalam bentuk tulisan. Ide-ide itu dituangkan dalam bentuk kalimat dan paragraf. Selanjutnya, paragraf-paragraf itu dirangkai menjadi satu karangan yang utuh. Merevisi, pada tahap ini dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasaan. Mengedit, pada tahap ini diperlukan format baku yang akan menjadi acuan, misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan, dan pengaturan spasi. Proses pengeditan juga dapat diperluas dengan menambahkan gambar atau ilustrasi. Mempublikasikan, yakni menyampaikan hasil tulisan kepada publik dalam bentuk cetakan, non cetakan, atau kedua-duanya. Itulah penjelasan tentang teks nonfiksi beserta ciri-ciri, jenis, struktur, dan cara menulisnya. - biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan Karangan nonfiksi berusaha mencapai taraf obyektivitas yang tinggi, berusaha menarik danmenggugah nalar pikiran Bahasa bersifat denotatif dan menunjuk pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda Ciri-ciri teks nonfiksi salah satunya ditulis berdasarkan banyak aspek. Biasanya menyangkut identitas suatu objek tertentu, sehingga kamu perlu ketelitian dan hati-hati dalam mempublikasikannya. Jika tidak, kamu bisa saja dituntut oleh mereka karena sudah menyalahi aturan, kode etik, hingga hukum yang berlaku. Namun, sebelum itu, kamu perlu tahu tentang teks nonfiksi. Selengkapnya, simak informasi dari Mamikos berikut ya. Apa Itu Teks Nonfiksi? Teks nonfiksi adalah tulisan yang berisi penjelasan tentang objek tertentu secara aktual yang berupa fakta atau pendapat si penulis. Gaya bahasanya sendiri cenderung formal, namun tetap dapat dimengerti pembaca. Jenis ini bisa dilengkapi oleh gambar, tabel, dan sejenisnya. Nah, 3 contoh teks nonfiksi meliputi biografi, esai, dan artikel. Banyak dari kamu yang pasti pernah disuruh membuat tulisan seperti ini oleh guru saat pelajaran Bahasa Indonesia. Ciri-Ciri Teks Nonfiksi Sudah diketahui sebelumnya bahwa ciri-ciri teks nonfiksi salah satunya ditulis berdasarkan banyak aspek. Nah, penjelasan selengkapnya bisa kamu temukan pada 6 ciri-ciri teks nonfiksi adalah di bawah ini. 1. Berisi tulisan yang bersifat faktual, yakni ciri-ciri teks nonfiksi salah satunya ditulis berdasarkan dan sesuai kisah nyata. Dimana membawa objek atau subjek tertentu di dalamnya. 2. Memiliki isi yang menarik dan mampu memicu nalar pembaca untuk ikut berpikir. Ditambah, teks nonfiksi harus mencapai nilai objektivitas yang tinggi. 3. Bahasa mudah dimengerti dan harus berisi tulisan yang informatif. Dengan begitu, pembaca dapat menerima manfaat dari karyamu tersebut. 4. Sudah disinggung bahwa ciri-ciri teks nonfiksi salah satunya ditulis berdasarkan kebenaran tersebut juga bisa dilengkapi oleh gambar, diagram, tabel, dan lain sebagainya. 5. Isinya ada yang berupa opini atau pendapat, namun tetap harus berdasarkan fakta dan data yang akurat. 6. Bukan berisi hoax yang dapat memicu keributan dan pencemaran nama baik objek atau subjek terkait. Itulah beberapa penjelasan terkait ciri-ciri teks nonfiksi salah satunya ditulis berdasarkan banyak aspek yang bisa kami bagikan untukmu. Usai membacanya, apakah kamu menjadi lebih paham tentang jenis teks satu ini? Klik dan dapatkan info kost di dekatmu Kost Jogja Harga Murah Kost Jakarta Harga Murah Kost Bandung Harga Murah Kost Denpasar Bali Harga Murah Kost Surabaya Harga Murah Kost Semarang Harga Murah Kost Malang Harga Murah Kost Solo Harga Murah Kost Bekasi Harga Murah Kost Medan Harga Murah JAKARTA - Berbeda dengan cerita fiksi yang memacu imajinasi pikiran kita, cerita non fiksi atau buku non-fiksi lebih memacu logika dan biasanya dijadikan sebagai rujukan literatur. Lantas, apa itu cerita non fiksi? Cerita non fiksi adalah tulisan yang cenderung memiliki sifat informatif dan logis. Selain itu, cerita non fiksi kerap ditulis secara faktual yaitu cerita, peristiwa, dan data lain yang dituliskan logis serta dijamin kebenarannya. Ciri-ciri Cerita Non Fiksi Cerita non fiksi memiliki beberapa ciri yang dapat dipelajari, antara lain 1. Menggunakan tata bahasa formal Buku dan cerita non fiksi biasanya menggunakan tata bahasa formal. Walau demikian, ada beberapa cerita non fiksi yang ditulis dengan bahasa yang lebih ringan. Dikutip dari setiap penerbit memiliki SOP aturan penggunaan tata bahasa dalam penulisan karyanya masing-masing. 2. Cenderung bersifat objektif Isi tulisan dari cerita non fiksi lebih cenderung bersifat objektif yaitu ditulis tanpa disertai perasaan pribadi penulis mengenai topik tersebut. Walau terkadang cerita non fiksi berisi tentang pendapat beberapa ahli, penulisan informasi dituliskan secara penuh tanpa pengurangan dan penambahan apapun yang berpotensi memicu sebuah kerancuan tulisan. 3. Cenderung berprinsip faktual dan aktual Kepenulisan cerita non fiksi didasarkan pada prinsip faktual dan aktual. Dasar penulisan cerita non fiksi berasal dari suatu peristiwa, kejadian, maupun sebuah teori dan penelitian yang berupa fakta dan dijamin kebenarannya. Dengan kata lain, cerita non fiksi bukanlah tulisan yang dibuat-buat berdasarkan imajinasi JugaPengertian Cerita Fabel, Ciri-ciri, Struktur serta ContohnyaPengertian Cerita Fiksi, Ciri-ciri, Jenis, dan ContohnyaInilah Cerita Rakyat Bahasa Inggris dan Artinya yang Menarik Jenis Cerita Non Fiksi Ada dua jenis cerita non fiksi yaitu non fiksi murni dan non fiksi kreatif. Berikut penjelasannya. 1. Non fiksi murni Cerita non fiksi murni ditulis berdasarkan data-data murni yang keasliannya dapat dibuktikan serta dipertanggungjawabkan. Misalnya; biografi seorang tokoh, karya tulis ilmiah, jurnal penelitian dan sebagainya. 2. Non fiksi kreatif/imajinatif Bukan berarti mengada-ada, cerita non fiksi kreatif merupakan tulisan imajinatif yang didasarkan data-data asli faktual dan aktual. Sebagai contoh cerita non fiksi berjudul homo deus karya Yuval Noah Harari yang berisi visi bagaimana manusia hidup di masa depan. Walau demikian, karya tulis tersebut ditulis berdasarkan data-data asli dari beberapa disiplin ilmu seperti sains, sejarah, dan juga filosofi yang dapat dibuktikan keasliannya. Perbedaan Cerita Fiksi dan Non Fiksi Berikut ini beberapa perbedaan antara cerita fiksi dan non fiksi yang perlu dipelajari. 1. Dasar penulisan karya Cerita fiksi dibuat dan didasarkan pada imajinasi penulis. Sebagian besar tulisan pada cerita fiksi sulit untuk dibuktikan kebenarannya. Sementara itu, cerita non fiksi didasarkan kepada sesuatu yang bersifat faktual dan nyata serta dapat dibuktikan adanya. 2. Sifat tulisan Cerita fiksi lebih bersifat subjektif. Tulisan fiksi ditulis dengan campur tangan perasaan dari si penulis dan bahkan cenderung sengaja dituliskan agar dapat memicu perasaan tertentu bagi para pembacanya. Di sisi lain, cerita non fiksi bersifat objektif yang ditulis tanpa dasar perasaan penulis terhadap topik tersebut. Walau terkadang penulis non fiksi mengutarakan pemikiran dan pendapatnya terhadap suatu topik, tulisannya tetap berdasarkan data dan fakta yang dapat dibuktikan keasliannya. 3. Sudut Pandang Pada cerita fiksi, sudut pandang cerita berbeda-beda dan tidak terbatas pada satu sudut pandang saja. Berbeda dengan cerita non fiksi yang biasanya terbatas pada satu sudut pandang yaitu sudut pandang si penulis atau disebut dengan authorial point of view. 10 Contoh Cerita Non Fiksi Cerita non fiksi tidak hanya ditulis dalam format panjang dan mendetail, ada juga beberapa cerita non fiksi pendek. Berikut beberapa contoh cerita non fiksi pendek singkat yang dapat Anda baca dengan durasi tidak sampai satu minggu. 1. On The Duty Of Civil Disobedience – Henry David Thoreau 2. Lifeboat An Untold Tale Of Love, Loss, And Surviving The Titanic – Elizabeth Kaye 3. The Art of War – Sun Tzu 4. SapiensA Brief History of Humankind – Yuval Noah Harari 5. Homo Deus A Brief History of Tomorrow – Yuval Noah Harari 6. Women and Power A Manifesto – Mary Beard 7. Gajah Mada – Muhammad Yamin 8. Guru Bangsa Biografi Jenderal Soedirman – Sardiman 9. Percakapan dengan Diponegoro – Peter Carey 10. Tao Te Ching – Lao Tzu Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Hesti Puji Lestari Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam Ciri-ciri buku non fiksi. Suka membaca buku? Maka akan menjumpai dua jenis buku, yakni buku fisik dan non fiksi dimana ciri-ciri buku non fiksi berbeda dengan buku fiksi. Dalam dunia buku atau perbukuan, terdapat dua jenis utama. Pertama adalah buku fiksi, dan yang kedua adalah buku non fiksi yang keduanya punya perbedaan yang signifikan. Buku fiksi memang memiliki lebih banyak penggemar. Namun mayoritas buku jenis ini digunakan untuk media hiburan karena memang punya alur cerita yang berasal dari khayalan penulisnya. Namun, bukan berarti tidak memberikan manfaat sebab selama ditulis oleh penulis yang kredibel maka ada banyak ilmu di dalamnya. Sebaliknya, buku non fiksi menjadi buku yang seringnya tidak begitu disukai namun sangat dibutuhkan. Sebab isinya membahas mengenai suatu ilmu pengetahuan yang tentu dibutuhkan oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Supaya tidak salah beli, maka perlu paham apa itu buku non fisik serta ciri-cirinya. Apa Itu Buku Non Fiksi? Ciri-Ciri Buku Non Fiksi 1. Bersifat Fakta 2. Menggunakan Bahasa Denotatif 3. Menyajikan Informasi Baru atau Penyempurnaan 4. Ditulis Menggunakan Metode Ilmiah 5. Menggunakan Bahasa Baku 6. Isi Buku Bisa Dibuktikan 7. Ditulis oleh Penulis Khusus 8. Memberikan Informasi Keilmuan 9. Uraian Tersusun Secara Sistematis Tips Menulis Buku Non Fiksi Berkualitas 1. Mencari Ide atau Tema Tulisan 2. Mengumpulkan Data 3. Menyusun Konsep 4. Menyertakan Data Pendukung 5. Melakukan Self Editing 6. Mengirimkan Contoh Tulisan ke Penerbit Apa Itu Buku Non Fiksi? Sebelum mengetahui apa saja ciri-ciri buku non fiksi maka ketahui dulu pengertiannya. Buku non fiksi adalah buku yang berisi kejadian sebenarnya dan bersifat informatif. Sehingga isi di dalam buku tersebut adalah fakta karena membahas suatu kejadian atau suatu hal yang benar-benar terjadi di lapangan. Menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata non fiksi memiliki arti tidak bersifat fiksi tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan. Sehingga buku non fiksi akan menyampaikan sesuatu yang sesuai fakta di lapangan atau sesuai dengan kenyataan. Sifatnya menjadi sangat informatif yang membantu pembaca mendapatkan informasi yang akurat dan detail. Secara umum, buku non fiksi selain menyampaikan suatu informasi juga bisa menyampaikan detail lain. Mulai dari menyampaikan peristiwa, tempat, karakter atau suatu tokoh, dan lain sebagainya. Berhubung menyampaikan sesuatu yang nyata maka sumber harus jelas dan umumnya dicantumkan di akhir teks atau di akhir buku. Lewat sifat ini pula, ciri-ciri buku non fiksi menjadi khas yang kemudian menjadi dasar bagi penulisnya untuk bisa menyusun buku non fiksi dengan baik dan benar. Apalagi isi buku punya kewajiban untuk bisa dipertanggung jawabkan oleh penulisnya. Maka tidak heran jika penulisan buku ini bisa memakan waktu lama dan memperhatikan banyak hal. Namun, bukan berarti proses menulis buku fiksi bisa lebih cepat. Buku fiksi juga memiliki tingkat kesulitan dan tantangan tersendiri dalam proses penulisannya. Berhubung sangat mengandalkan daya imajinasi dan kreativitas. Maka untuk produktif menulis buku fiksi diperlukan momentum yang pas, misalnya punya momentum mendapatkan ide cerita. Sebaliknya, penulis buku non fiksi hanya perlu fokus mencari narasumber dan melakukan sejumlah penelitian. Sehingga isi buku yang disusun akan memaparkan semua pengalaman dan semua hasil pengamatan yang didapatkan. Proses menulis ulang ini relatif cepat, hanya saja proses paling lama adalah dari proses pengumpulan data tadi. Baca Juga Penulisan Buku Ajar Perguruan Tinggi Kiat Dosen Produktif Menulis Buku Tips Membaca Buku Bahasa Inggris Mengenal Pengertian Buku Non Fiksi Ciri-Ciri Buku Non Fiksi Melalui penjelasan di atas tentunya sudah memiliki gambaran mengenai ciri-ciri buku non fiksi. Informasi dan penjelasan lengkap mengenai ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut 1. Bersifat Fakta Ciri yang pertama sekaligus yang utama dari buku fiksi adalah bersifat fakta sebagaimana yang sudah dijelaskan di awal. Sifat fakta ini artinya di dalam buku fiksi akan memaparkan segala hal yang berupa fakta. Penulis akan berani menulis isi buku setelah membuktikan apa yang ditulisnya adalah fakta. Yakni benar-benar terjadi di suatu tempat atau mungkin dialami sendiri secara langsung oleh penulis. Fakta yang disampaikan kemudian akan menghasilkan informasi yang tentu bermanfaat bagi banyak orang. Fakta yang disampaikan kemudian bisa juga dibutuhkan oleh orang lain, misalnya dijadikan referensi penelitian. Jadi, jika menjumpai buku yang isinya bukan fakta melainkan hasil dari khayalan atau imajinasi penulisnya. Maka dijamin buku tersebut bukan buku non fiksi. Sebab buku baru bisa disebut buku non fiksi jika memaparkan fakta yang benar-benar terjadi, bukan hasil imajinasi yang tidak bisa dipastikan kebenarannya. 2. Menggunakan Bahasa Denotatif Ciri-ciri buku non fiksi yang kedua adalah menggunakan bahasa atau susunan bahasa denotatif. Bahasa denotatif sendiri adalah gaya bahasa yang memaparkan kejadian nyata di lapangan dan menggunakan kata-kata ilmiah. Artinya, bahasa yang digunakan akan mempertegas fakta yang ditulis oleh penulis dalam buku tersebut. Tidak ada kata yang mengarah pada hasil imajinasi, seperti menggunakan kata seandainya, andaikan, dan sejenisnya. Selain itu, semua kata yang digunakan juga menyampaikan fakta dengan sangat jelas. Mencegah pembaca mengalami miskomunikasi dan kesulitan untuk memahami apa yang disampaikan penulis. 3. Menyajikan Informasi Baru atau Penyempurnaan Buku non fiksi secara umum akan menyajikan informasi baru, misalnya memaparkan sebuah penemuan baru. Penemuan baru ini merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang kemudian sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Sebab dengan pengetahuan baru inilah peradaban manusia bisa berkembang menjadi lebih baik. Selain menyajikan sebuah informasi baru atau temuan baru, buku non fiksi juga bisa berisi penyempurnaan atau pengembangan dari ilmu pengetahuan sebelumnya. Jadi, misalnya saja hasil penelitian menemukan teknologi A. Kemudian beberapa tahun berikutnya dilakukan penelitian serupa. Ditemukan bahwa teknologi A punya kelebihan B dan bisa dimanfaatkan untuk C. Maka pemaparan kelebihan dan pemanfaatan C ini termasuk penyempurnaan dari penemuan atau ilmu pengetahuan sebelumnya. Maka isinya adalah fakta dan jika ditulis ke dalam buku, buku ini menjadi buku non fiksi. 4. Ditulis Menggunakan Metode Ilmiah Buku non fiksi pada dasarnya menyampaikan fakta baru yang terjadi di lapangan atau menyampaikan fakta lama. Penyampaian fakta ini dilakukan secara ilmiah, yakni menggunakan bahasa yang ilmiah sehingga kaya akan wawasan dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca. Metode ilmiah kemudian menjadi ciri-ciri buku non fiksi, karena memang isi bukunya ditulis menggunakan metode ilmiah tersebut. Tujuannya agar fakta yang disampaikan bisa dipahami dengan mudah oleh pembaca. Sekaligus mencegah adanya kesalahpahaman dan menghindari resiko salah dalam menyampaikan. Meskipun demikian, buku non fiksi memiliki perbedaan struktur dengan artikel ilmiah. Sebab artikel ilmiah diatur ketat dalam hal struktur penulisan yang harus urut dan runtut. Sementara buku dibuat lebih santai, dan dikembangkan dengan lebih leluasa oleh penulisnya agar tidak monoton dan pembaca bisa memiliki gambaran jelas. 5. Menggunakan Bahasa Baku Tidak ada buku non fiksi yang menggunakan kata tidak baku seperti kata elo, gue, end, dan sebagainya. Sebab salah satu ciri-ciri buku non fiksi adalah menggunakan bahasa baku. Bahasa yang memang diakui sebagai bahasa yang mudah dipahami dan punya arti. Bahasa baku adalah menggunakan kata baku dalam penulisannya, sehingga fakta yang disampaikan sangat jelas dan mudah dipahami. Jika ditulis dengan bahasa tidak baku dan menggunakan kata-kata tidak baku. Maka ada kemungkinan buku tersebut hanya dipahami kalangan tertentu saja yang akrab dengan bahasa tidak baku tersebut. Padahal yang namanya fakta tentu perlu dipahami dan diketahui masyarakat luas. Maka digunakan bahasa baku agar siapapun pembacanya bisa paham isi fakta yang dipaparkan penulis. 6. Isi Buku Bisa Dibuktikan Buku non fiksi sebagaimana yang sudah disampaikan akan menjelaskan fakta, yakni kejadian yang memang terjadi di lapangan. Sifat ini kemudian membuat isi buku non fiksi bisa dibuktikan. Jika menjelaskan fakta A maka pembaca yang akan mempraktekan kemudian akan mendapatkan fakta A juga. Inilah yang kemudian membuat buku non fiksi perlu ditulis dengan isi yang memang benar-benar fakta dan dari data aktual sekaligus kredibel. Sebab isinya harus bisa dipertanggung jawabkan, ketika dibuktikan maka isi buku tersebut memang benar adanya. Oleh sebab itu, penulis buku ini bukan orang sembarangan. Berbeda dengan buku fiksi yang bebas ditulis oleh siapa saja karena isinya adalah hasil imajinasi. Selama penulis bisa berimajinasi dan kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan menarik. Maka penulis bisa mencetak bukunya dan memasarkannya secara luas. 7. Ditulis oleh Penulis Khusus Berhubung isi dari buku non fiksi adalah fakta dan kemudian ada beban pertanggungjawaban kepada penulisnya. Maka penulis buku non fiksi tidak bisa dilakukan semua orang dan oleh sembarang orang. Hal ini kemudian menjadi ciri-ciri buku non fiksi. Mayoritas buku non fiksi ditulis oleh orang-orang yang memang punya ilmu yang cukup atau ilmu yang memadai di suatu bidang. Kebanyakan berasal dari kalangan berpendidikan tinggi, seperti guru, dosen, dokter, dan sebagainya. Mereka menempuh pendidikan dalam kurun waktu yang panjang. Sehingga ilmu pengetahuan yang dimiliki terkait suatu bidang bisa dikatakan sudah sangat mendalam. Pemahaman mereka kemudian bisa membantu menyusun buku yang kredibel, dimana isinya adalah ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan juga merupakan fakta. 8. Memberikan Informasi Keilmuan Ciri selanjutnya dari buku non fiksi adalah memberikan informasi keilmuan, yang artinya isi buku adalah ilmu pengetahuan. Bukan hanya asal bercerita dan tidak menyampaikan suatu konflik melainkan fakta dari awal sampai akhir. Pembaca buku non fiksi kemudian akan mendapat pengetahuan lebih luas. Sekaligus mendapatkan wawasan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam. Pembaca kemudian bisa mendapatkan manfaat setelah membacanya, dan bisa jadi akan membantu mendapatkan hidup yang lebih baik. Sebab tidak ada ilmu yang tidak memberikan manfaat dan tidak ada ilmu yang tidak dapat digunakan atau diterapkan. Ini pula alasan kenapa orang yang sudah membaca buku non fiksi dikatakan lebih pintar. Sebab memang bisa memperdalam ilmu pengetahuan yang dimiliki dan kemudian bisa memanfaatkannya dengan baik. 9. Uraian Tersusun Secara Sistematis Ciri-ciri buku non ilmiah yang terakhir adalah tersusun secara sistematis yang membuatnya mirip dengan karya tulis ilmiah. Seperti makalah, skripsi, tesis, dan lain sebagainya. Meskipun di awal disampaikan bahwa susunan buku non fiksi berbeda dengan susunan artikel atau tulisan ilmiah. Namun karena memang bahan atau tema yang dipaparkan adalah sama, maka struktur penulisannya menjadi mirip. Termasuk juga terkait bahasa yang digunakan dan detail lainnya. Hal ini kemudian menjadi ciri khas, karena dalam buku fiksi tidak ada ketentuan dan kebutuhan untuk disusun secara sistematis. Inilah yang kemudian membuat beberapa buku fiksi menampilkan susunan cerita yang diatur menceritakan kisah di masa lalu, kemudian di masa kini, dan kembali lagi ke masa lalu secara acak. Tujuannya tentu saja membuat isi buku lebih menarik, sementara buku non fiksi sebaliknya. Jika alur diputar-putar maka pembaca akan susah memahami isinya. Baca Juga Pengertian Buku Pengayaan, Jenis, dan Cara Menulisnya Strategi Mengubah Tesis Menjadi Buku Resensi Buku Cara Membuat dan Contoh Lengkap Pengertian Buku Digital, Fungsi, dan Manfaatnya Tips Menulis Buku Non Fiksi Berkualitas Buku non fiksi saat ini mulai diminati oleh banyak penulis, karena jenis buku ini tidak hanya buku pendidikan. Bisa berupa buku biografi, autobiografi, dan sebagainya yang masuk kategori non fiksi. Minat penulis masuk ke kategori buku ini tinggi karena bisa memperdalam keterampilan menulis. Sekaligus adanya fakta bahwa buku non fiksi dengan segala ciri-ciri buku non fiksi yang dipaparkan di atas. Bisa bertahan lebih lama di rak buku sebuah toko buku. Mengapa? Sebab buk non fiksi akan selalu dicari, mengingat buku jenis ini cocok dijadikan referensi baik untuk menulis buku baru maupun menyusun karya tulis. Berhubung buku non fiksi punya ciri khas yang sudah dijelaskan sebelumnya. Maka penulisannya akan butuh persiapan ekstra, ada baiknya mencoba beberapa tips di bawah ini 1. Mencari Ide atau Tema Tulisan Tips pertama adalah mencari ide atau tema tulisan yang memang sesuai dengan kapasitas diri sendiri. Sebab penulis buku non fiksi perlu memiliki pemahaman terkait suatu bidang agar tulisannya dicap kredibel oleh masyarakat luas. Caranya, mulailah dengan menyusun daftar keahlian yang dikuasai dan hobi yang sering dilakukan. Sehingga dari sekian keahlian dan sekian hobi ini, bisa ditarik satu untuk dijadikan ide tulisan dan dijadikan buku non fiksi. 2. Mengumpulkan Data Buku non fiksi adalah buku yang memaparkan fakta. Setelah ide tulisan ditentukan maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data. Sehingga tahu betul apa saja yang akan disampaikan di dalam buku dan semuanya bisa dibuktikan sebagai fakta dan nyata. 3. Menyusun Konsep Tips selanjutnya adalah menyusun konsep buku non fiksi yang akan ditulis. Mulailah dengan menyusun poin-poin penting yang akan dikembangkan menjadi tulisan. Kemudian tentukan batasan, dari poin-poin tersebut bisa jadi ada yang keluar dari bidang atau hobi yang diangkat sehingga perlu dieliminasi. 4. Menyertakan Data Pendukung Salah satu ciri-ciri buku non fiksi adalah menampilkan data pendukung saat memaparkan sesuatu. Misalnya data berbentuk tabel yang merupakan hasil pendataan dari suatu hal di suatu bidang. Data pendukung juga bisa berupa foto, misalnya menyusun biografi maka bisa melampirkan foto tokoh sewaktu masih kecil. 5. Melakukan Self Editing Setelah naskah buku non fiksi selesai disusun sampai ke bab paling akhir. Maka jangan buru-buru mengirimkannya ke penerbit. Dianjurkan untuk melakukan editing terlebih dahulu, lebih tepatnya melakukan self editing. Yakni membaca keseluruhan isi buku untuk diedit sesuai kebutuhan dan dilakukan secara mandiri. 6. Mengirimkan Contoh Tulisan ke Penerbit Setelah dilakukan self editing, maka isi buku dirasa sudah baik dan benar. Tinggal dikirimkan ke penerbit yang dirasa memang tepat untuk menerbitkan buku tersebut. Setelah dikirim maka tinggal menunggu kabar baik, apakah naskah tersebut diterima langsung, diterima dengan catatan khusus perlu direvisi minor, atau ditolak. Melalui penjelasan di atas maka tidak perlu bingung lagi membedakan buku fiksi dan non fiksi. Sebab ciri-ciri buku non fiksi adalah khas dan berbeda jauh dengan buku fiksi. Jika tertarik, bisa juga menjadi penulis untuk buku-buku non fiksi. Sifatnya yang tahan lama dipajang di rak toko buku memberi kesempatan menjual lebih banyak ke masyarakat. Sehingga di masa mendatang bisa mendapatkan royalti yang lebih baik dari sebelumnya. Artikel Terkait Aturan Terkait Penulisan Kata Ulang Unsur Identitas Buku Ciri-Ciri Buku Pengayaan Contoh Sinopsis Buku yang Baik dan Benar

berikut yang bukan ciri tulisan nonfiksi adalah